Mengenal pabrik gula mini.
Summmary dibawah memberikan gambaran sbb:
- Bahwa meskipun kecil (small scale) tetapi pabrik gula mini memenuhi kriteria economis, dan dengan investasi yang relatif sangat rendah dibanding pembangunan pabrik gula besar maka pabrik gula mini bukan hanya memberikan peluang kerja tetapi yang lebih penting adalah memberikan peluang berusaha. Sedangkan pabrik gula besar diatas 5.000 tcd bahkan meskipun hanya diatas 1.000 tcd memerlukan investasi yang cukup besar dan hanya dapat dijangkau oleh beberapa institusi saja.
- Resiko yang lebih kecil dibanding dengan resiko pembangunan pabrik gula besar, tentu catatan sejarah masih belum terhapus bagaimana Pabrik gula besar COT GIREK di Nangro Aceh Darussalam setelah dibangun juga langsung di kanibalisme , masih ada Pabrik gula PELEIHARI di Kalimantan Selatan yang dibangun baru dan di extend kapasitasnya meskipun belum pernah beroperasi secara optimal dengan ending akhirnya juga dikanibal, juga menyisakan pertanyaan bagaimana dengan performance PG TINALANGUA di Sulawesi dan berhentinya pembangunan pabrik gula GUNUNG MADU BUKHARI di Sulawesi tengah ?
Dibutuhkan lahan emplasemen 1 sd 2 ha untuk pendirian pabrik gula mini dikawasan dengan infra strukture yang terbatas, dengan lahan tanaman dalam kisaran 90 sd 120 ha, tergantung dari produktivitas tanaman yang direncanakan dan hari giling dalam setahun, pengrajin tradisional gula merah mempunyai milling day yang lebih panjang dibanding pabrik gula besar rata rata 240 hari pertahun, sementara pabrik gula besar dalam kisaran 140-150 hari sedangkan pabrik gula mini dproyeksikan 175 sd 195 hari pertahun.
Biaya tanam tebu dari tanaman baru (new cane) sampai dengan keprasan 1 dan 2 (Ratoon 1 dan 2) sebagai tergambar diatas dan sedikit bervariasi tergantung pada kawasan masing masing. Grafik diatas menunjukkan bahwa komponen biaya sewa lahan utamanya di jawa relatif tinggi, hampir 36% bahkan mungkin lebih ; beberapa wilayah di Jawa terutama di daerah pertanian non irigasi sewa lahannya relatif lebih rendah 40 sd 50% sewa tanah sawah, sehingga apabila konsep pembangunan pabrik gula mini diarahkan diremote area dikawasan luar Jawa tentu komponen sewa lahannya menjadi sangat murah.
Biaya operasional (biaya tetap dan biaya langsung) tidak termasuk nilai tebu seperti tabel diatas, terserap lebih dari 50 tenaga kerja di unit proses pabrik gula mini belum termasuk tenaga kerja di unit tanaman / kebun tebunya. sedangkan proyeksi produksi dan penjualan seperti tabel dibawah, penentuan rendemen 9 berdasar pencapaian giling tahun 2008 dengan mengolah tebu kwalitas moderat yang mencapai rendemen 9,2
Dari data data diatas disimpulkan harga pokok produksi gula pada PGM kapasitas 50 tcd rerata 5 tahun dengan eskalasi tahunan 5% seperti tabel dan grafik dibawah.
Harga pokok produksi dengan bahan olah tahun pertama sd tahun ketiga sebagian membeli dari tebu rakyat tercermin seperti tabel diatas, unsur pembentuk harga gula yang cukup besar adalah bahan baku tebu ( 42%) disusul divestasi ( apakah dalam bentuk pembayaran hutang dan bunga Investasi ataukah dalam bentuk depreciasi) yang mencapai 34%, tentu bagi pabrik gula besar apalagi sebagian besar adalah warisan jaman Belanda beban divestasinya pasti sangat rendah. Upah kerja yang menurut sebagian pengamat tidak efisien hanya mengambil porsi 6% dari unsur pembentuk harga pokok gula, dan bahkan sebenarnya misi pabrik gula mini kalau memungkinkan adalah menaikkan porsi upah kerja dengan tetap memperhitungkan kemampuan saingnya.
Financial analisis seperti dibawah:
Return of investment dalam kisaran 3 tahun dengan IRR > 79% dengan Net Presen Value positif seperti yang tercantun di executive summary diatas.