Minggu, 18 Agustus 2013

SYRUP SORGHUM


UJI ORGANOLEPTIK SORGHUM SYRUP.




Diproses dari batang sweet sorghum varietas numbu , umur 100 – 110 hari , brix nira sorghum > 18, pH nira mentah 4 , proses pengentalan open pan , dikonsentrasikan sampai brix > 70

 

Pengukuran diameter batang dan panjar ruas batang sorghum


Pemerahan dry crushing satu kali giling – brix nira terukur 10 Beaume  app brix 19
– pH nira 4.0

NUTRISI.:
Dari Nimbkar Agriculture Research Institute di kutip analisa nutrisi dibawah.




UJI ORGANOLEPTIC
Uji organoleptikatau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.

-       Indra penglihatan - Warna:


Warna sorgum (tengah) dengan proses open pan.
Apabila diinginkan warna yang lebih terang nira sorghum harus dip roses dengan penguapan temperature rendah, dal ini dapat dilakukan dengan menggunakan penguap vacuum, sehingga akan didapat warna syrup kekuningan.

-       Indra perabaan - Textur:
o   Normal
-       Indra penciuman - Bau:
o   Normal / fruity
-       Indra perasaan/lidah - Rasa:
o   Manis
o   Sedikit asam karena kandungan asam nicotinic.
PERTANYAAN ?.

-       Pemasaran ?
-       Untuk apa ?
-       Berapa harganya ?.
-       Kontinuitas pasokan ?
-   Rendemen syrup ? 
Apapun pertanyaannya sorghum adalah salah satu harapan.

Rabu, 14 Agustus 2013

GULA SEMUT PUTIH




GULA SEMUT PUTIH (GKP KELAPA).







-       Manis saja tanpa aroma dapat diberi aroma sesuai keinginan.

-       Sangat mudah larut meskipun dalam air dingin.

-       Turunan dari nira kelapa dengan glikemik indek 35.

-       Menghindari Obesitas.

-       Nutrisi lebih lengkap.

-       Tidak menggumpal (caking) karena moisture content rendah



Tradisional coconut cristal sugar (gula semut) karena diproses dengan open pan selalu terjadi over heating dan mengakibatkan karamelisasi (caramel taste), kurang ideal untuk pemanis the atau kopi atau syrup dengan aroma lain (vanilla, orange dll) caramel taste akan berbenturan.

SEJARAH.

Entah sejak mulai kapan manusia mengetahui bahwa apabila  bunga kelapa yang belum mekar apabila disayat akan mengeluarkan tetesan yang berwarna putih dan berasa  manis, begitu pula dengan jenis jenis palma yang lain aren, siwalan, nipah bahkan kelapa sawit, dan temuan itu berlanjut dengan menjadikan tetesan itu sebagai minuman beralkohol (tuak), berlanjut dengan memanasi tetesan tersebut diatas jedi terbuka sampai kental dan menjadi bahan pemanis (gula mangkok, gula batok, gula jawa) dalam perkembangannya juga dihasilkan gula kelapa Kristal yang disebut gula semut.

Dengan letak geografis di sekitar khatulistiwa Indonesia harusnya menjadi produsen produk turunan kelapa terbesar dunia, saat ini untuk turunan pemanis dari kelap Indonesia pada posisi ketiga.


Pertanyaannya yang muncul kemudian adalah :

1.    1.Mungkinkah tetesan nira tersebut dapat diproses menjadi Gula Kristal Putih Kelapa (kita sudah mengenal Gula Kristal Putih Tebu, Gula Kristal Putih Beet).
2.    2.Berapa proyeksi produksi Gula Kristal Putih Kelapa per ha? dan keekonomisan untuk di kelola secara industry.

PRODUK PEMANIS DARI NIRA KELAPA.




Dari ilustrasi diatas terlihat berbagai produk yang telah dihasilkan dari proses nira kelapa, proses tradisionel umumnya menghasilkan gula cetak dan gula semut, proses tradisionel dicirikan dengan proses pengauapan terbuka (open pan direct firing), sehingga nira diuapkan pada titik didih diatas 105-110 celsius, sehingga caramelisasi tidak bisa di hindarkan (caramel taste).
Dengan penguapan vacuum nira akan diuapkan pada titik didih yang lebih rendah 55 sd 75 celsius, sehingga kenaikan intensitas warna terkendali, tidak ada caramelisasi dan inverse gula disakarida relative sangat rendah, sehingga dapat dihasilkan gula cetak dengan warna terang, syrup dengan warna terang, gula semut dengan warna terang dan juga GULA KRISTAL PUTIH KELAPA

PROYEKSI PRODUKSI PER HA.
Produksi nira kelapa berdasarkan pengambilan nira di Blitar periode 2012 – 2013 rata rata dari 997 pohon didapatkan nira dalam range 1.800 liter sd 2.400 liter per hari atau 1.8 sd 2.4 liter perbatang kelapa per hari atau rerata 2 liter per pohon per hari., padatan terlarut dalam nira berkisar 13 sd 16 tergantung dari musim.


Pengambilan nira dari Blitar rata rata 2.400 liter/hari (periode 2012 – 2013), selanjutnya nira dip roses di Jombang.

Dari angka diatas apabila kebun kelapa di budidayakan dengan jarak tanam 8.5 x 8.5 meter didapat 130 pohon kelapa per ha dan dengan rerata produksi nira 2 liter per hari dan 300 hari sadap per tahun akan didapatkan nira 78.000 liter nira pertahun.


Didapatkan hasil produksi per ha kebun kelapa sbb:
Gula Kristal Putih Kelapa = 5.9 ton
Coconut Syrup = 5.9 ton,

PRODUKTIVITAS GULA TEBU DIBANDING GULA KELAPA.

Kebun tebu dengan produktivitas tebu 80 ton tebu per ha per tahun dengan rendemen 7,5% hanya mendapatkan 6 ton gula kristal putih tebu dan hasil sampingan 2.8 ton tetes tebu,  1 ha kebun kelapa ( 130 pohon ) dapat dihasilkan 78.000 liter nira dengan brix rerata 15 dan akan menghasilkan 5.9 ton gula Kristal putih kelapa dan 5.9 ton syrup kelapa yang nilai ekonomisnya lebih berlipat dari nilai jual 6 ton gula Kristal putih tebu plus 2,8 ton tetes tebu.

Dari angka angka diatas terlihat bahwa gula kristal putih kelapa kedepan akan lebih menjanjikan dibanding dengan gula kristal putih tebu dan tentu dengan budai daya yang baik akan berdampak positip bagi semua stake holder.


NO
URAIAN
KEBUN KELAPA
KEBUN TEBU
1
Sifat tanaman
Tanaman keras
Tanaman semusim
2
Panen perdana
4-5 tahun kelapa genjah
1 tahun
3
Penyerapan tenaga
Rata sepanjang tahun
Musiman
4
Iklim dan curah hujan
Tidak berpengaruh
Sangat   berpengaruh
5
Lahan
Tidak Specifik
Specific
6
Skala usaha
Kecil - menengah
Menengah - besar
7
Produktivitas ton/ha
5.9 ton GKP- 5.9 ton syrup
6 ton GKP – 2.8 ton tetes


Tulisan diatas semoga menggugah hati para pemangku kepentingan pergulaan untuk melirik dan mengkaji potensi GULA KRISTAL PUTIH PALMA untuk juga mengisi kekurangan pasokan gula nasional dan agar tidak terlalu tertinggal dengan Negara tetangga.