Senin, 07 April 2008

PENGUAPAN DAN MASAKAN PABRIK GULA MINI



Penguapan pada pabrik gula mini dilakukan dalam pesawat penguap hampa dengan sistem operasi single effect dan atau double/triple effect
Pemilihan sistem operasi lebih menitik beratkan ke kwalitas produk penguapan, karena dengan single produk dari nira jernih sampai menjadi syrup tidak menerima panas berlebihan sehingga dihasilkan syrup siap konsumsi dengan warna straw yellow atau kuning muda cerah. atau double/triple effect untuk syrup yang akan dilanjut ke proses gula Kristal.
Di bagian bawah pesawat penguap dihubungkan tangki penampung syrup hampa yang terhubung dengan balancing pipe untuk memudahkan pengeluaran syrup

Standart/procedure operasi.
1.Persiapan.
Persiapan meliputi persiapan alat utama dan alat bantu, utamanya kondisi kevacuuman harus sudah dicapai untuk operasi Diatas 40 cm kolam air raksa (untuk operasi double effect badan 1 dengan vacuum 20 cm kolom air raksa badan 2 dengan vacuum 50-55 cm kolom air raksa), periksa tekanan ketel apa sudah siap, alat bantu meliputi boume hydrometer atau refractometer dll.
2.Memasukan nira dan uap.
Buka katup nira masuk dan katup uap untuk memulai proses penguapan, ikuti kondisi kevacuuman, biasanya awalnya selalu diikuti dengan turunnya vacuum .
3.Operasi single effect.
Dengan asumsi jumlah air yang diuapkan 2/3 bagian maka dapat diperkirakan apakah tujuan penguapan sudah dicapai, apabila brix sudah dicapai tutup kran uap, buka kran keseimbangan vacuum dan selanjutnya buka kran pengeluaran syrup, semua tahapan operasi penguapan dicatat dalam buku penguapan meliputi start penguapan, waktu penguapan, kevacuuman dan hasil penguapan, sedangkan untuk operasi multiple effect proses penguapan dapat berlangsung kontinu.
4.Memindahkan syrup dari tangki vacuum.
Buka kran udara agar tekanan sama dengan tekanan udara luar kemudian jalankan pompa syrup.
5.Pembersihan.
Setiap selesai operasi pesawat penguap harus dibersihkan dengan mengisi air kedalamnya dan dipanasi dengan sisa uap yang ada kemudian keluarkan.


Pemasakan gula pada pabrik gula mini agak menyimpang dari proses pemasakan gula pada pabrik gula besar, beberapa perbedaan praktis antara lain, dapat memasak gula hanya dengan menggunakan satu unit pan masakan tanpa harus melakukan cut over/ potong/pindah sebagian ke pan lainnya, tidak menggunakan bibit fondan (gula yang sangat halus dilarutkan dalam alcohol) dan dapat di operasikan untuk pemasakan gula cetak/ non centrifugal, tetapan tetapan tersebut dengan berbagai pertimbangan
1.Single pan dengan cut over.
Pendekatannya adalah agar biaya investasi rendah, untuk kapasitas tertentu hanya cukup dibuatkan satu unit pan masakan saja, sudah dapat dioperasikan untuk memproduksi gula, cut over dilakukan dengan menurunkan 50% massecuite dalam pan masakan ke palung kristaliser, sisanya dlam pan divacuum kembali dan disi lagi dengan syrup untuk pembesaran.
2.Magma seeding.
Bibit yang digunakan adalah gula tanpa dihaluskan yang dilarutkan dengan syrup yang lazim disebut magma, tetapan ini berdasar pemikiran agar waktu proses pemasakan lebih cepat karena tidak menunggu pertumbuhan kristal dari kondisi yang sangat halus, ibarat memelihara sapi tidak membeli sapi yang sangat kecil tetapi sapi yang sudah agak besar tinggal menggemukkan, sehingga waktunya lebih singkat dan tidak perlu banyak kandang untuk pembesaran disamping juga karena pemberian bibit dalam kisaran 5% dari taksiran hasil masakan maka walaupun sedikit ada kenaikan kemurnian dari massecuite, pertimbangan lainnya yalah dengan membuat magma sebagai bibit maka tidak memerlukan skill operator yang sudah berpengalaman karena kemungkinan larutnya bibit akibat kesalahan waktu memasukkan hampir hampir tidak pernah terjadi, kekurangan dari methode ini memang seolah boros dengan gula yang dijadikan bibit, tetapi seperti diketahui gula bibit yang dimasukkan tidak hilang dan akan keluar lagi bersama dengan massecuite hasil masakan.
3.Skema dua atau tiga masakan dimana masakan terakhir adalah gula merah.
Skema masakan sangat flexible tergantung dari kemurnian syrup yang didapat (awalnya tergantung dari kondidi tebu yang digiling), dapat dilakukan pertama masak syrup menjadi gula putih dan kedua masak syrup A/tetes A/ stroop A menjadi gula merah atau pertama masak syrup menjadi gula putih dan kedua masak syrup A/tetes A/ stroop A menjadi gula putih dan ketiga masak syrup D/ tetes D/ Stroop D menjadi gula cetak atau stroop D di keluarkan sebagai tetes akhir/ final molasse.

Kontrol utama pemasakan hanya pada temperature dan tingkat kevacuuman, dengan limitasi vacuum min 60 cm kolom air raksa proses pemasakan dapat dilakukan,

Pan masakan pabrik gula mini Kediri




Standart/procedure operasi.
Proses masakan merupakan bagian dari proses yang relative sulit dan tidak ada batasan yang pasti, misalnya kapan bibit gula harus dimasukkan, bagaimana methode pemasukannya, kapan dilakukan manipulasi air dll, sehingga masakan adalah seni membuat gula.
1.Persiapan.
Kondisi vacuum minimal 64 cm kolom air raksa harus sudah dicapai, tekanan uap ketel memenuhi minimal 0,8 kg/cm2.
2.Start
Buka katup syrup masukkan syrup kedalam pesawat masakan diikuti dengan pembukaan katup uap.
3Chek kepekatan untuk pembibitan.
Karena tidak dilengkapi dengan peralatan modern maka pengujian kepekatan dilakukan dengan test benangan, ambil setetes mssecuite dari pan masakan melalui stick prof, kemudian pegang dengan ibu jari dan jari telunjuk , apabila terjadi benangan 2 sd 2,5 cm maka bibit siap dimasukkan, kondisi ini kira kira pada brix 84.
4.Memasukkan bibit.
Masukkan bibit gula yang telah disiapkan , pada saat pembibitan kecilkan bukaan katup uap.
5.Pembesaran kristal.
Selalu amati perkembangan pertumbuhan kristal melalui stick prof, apabila telah rapat tarik syru tambahan kedalam pesawat masakan, penarikan bias dilakukan kontinu, sedikit demi sedikit atau dalam jumlah yang besar tiap kali tarikan tergantung dari kondisi uap, kondisi syrup dan hasil yang diinginkan.
6.Bilasan/ manipulasi air.
Melalui stick prof dapat dirasakan kondisi stroop sekitar kristal apakah sudah ringan atau masih pekat, kalau masih pekat berarti kandungan gula masih tinggi tetapi karena kondisinya sudah pekat maka gerakan kristal dalam massecuite menjadi kurang bebas dan pertumbuhan kristal menjadi lambat, masukkan air hangat untuk mengencerkan agar pergerakan kristal lebih baik untuk menormalkan keccepatan pertumbuhan kristal dan menghabiskan kadar gula dalam strop agar menempel ke kristal yang telah terbentuk.
7.Kondisi tidak normal.
Akibat kwalitas tebu dan perlakuan sebelumnya sangat mungkin pada masakan terjadi dextranage ditandai dengan kepekatan massecuite yang seperti jelly tidak bisa PERO , masukkan surfactant dengan dosis yang sesuai dan lakukan bilasan air beberapa kali.
8.Menurunkan hasil maskan.
Siapkan kristaliser penampung hasil masakan yang disebut massecuite, hidupkan pengaduk lambat kristaliser tutup saluran outlet ke kristaliser pembagi, buka kran bawah agar gula yang membeku dan menyumbat dibawah terangkat (dijegluk), buang vacuum dengan membuka katup bukaan vacuum kecilkan sedikit kran uap kemudian buka katup pengeluaran yang terletak dibawah pan masakan, juga buka semua katup yang ada diatas dari katup pemasukan nira, katup pemasukan bibit dan katup pemasukan air agar tidak terjadi pembekuan sisa massecuite didalamnya, cut over dilakukan dengan menurunkan separo isi cooking pan dan dengan sisa separo dilakukan penghampaan kembali dan dilakukan pembesaran kristal dengan penambahan syrup.
9.Pembersihan.
Setelah semua massecuite diturunkan ke kristaliser lakukan pembersihan pan masakan, kecuali akan dipakai lagi.



Gula produksi 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar