Kecap untuk DIABETASI.
Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduknya yang
menderita diabet peringkat ke 7 dunia dengan lebih dari 9,1 juta penderita
diabet dan cenderung naik dari tahun ketahun.
Salah satu diet yang harus dijaga oleh diabetasi adalah
mengkonsumsi makanan dengan glisemix index rendah (GI<55), begitu pula sebaiknya apabila mengkonsumsi
kecap haruslah yaqin kalau pemanis yang digunakan termasuk category pemanis
dengan glisemik indek rendah .
Tentu untuk bahan pangan sehat harus rela dan tidak ada
pilihan lain kecuali mengkonsumsi makanan sehat dengan selisih harga yang tidak
seberapa.
Semua sudah mengenal kecap baik kecap manis maupun kecap
asin, dengan organoleptik test atau test dengan alat perasa, yang biasa di
lihat dan dirasakan adalah texturnya, kekentalannya, aromanya/ sensasi baunya , rasanya ,
kemanisannya dan sensasi rasa lainnya.
Namun belum semua memahami apa HEALTHY FOOD – apa
criteria kecap sehat, kecap sehat dapat di telusuri dari bahan bahan yang
digunakan antara lain:
- Bahan pemanis, apakah 100% pemanis alami.
- Kategory glisemik index dari pemanis yang dipakai.
- Bumbu bumbu
- Bahan kimia lainnya apakah pakai preservative, pengental,
pewarna dll
Kecap manis maupun asin semuanya memerlukan bahan pemanis
sebagai bahan baku utama yang di masak di tambah bumbu bumbu sesuai selera
daerah masing masing, tentu pemilihan bahan pemanis ada kriteria kriteria
tertentu untuk menghasilkan kecap yang berkwalitas
Pemilihan bahan pemanis khusus untuk kecap yang aman bagi
penderita diabetis dipilih dengan menggunakan pemanis yang mempunyai glisemik
indek rendah, Indonesia kaya dengan pemanis dengan glisemik index rendah yaitu
gula kelapa (biasa disebut juga gula merah) hamper semua referensi menyatakan
GI coconut sap sweetener dalam kisaran 36 sd 40
dan juga bisa pemanis turunan dari sweet sorghum dengan GI app 50 ( Kriteria GI rendah adalah
apabila GI < 55),
Tetapi juga harus difikirkan karena kekentalan kecap yg cukup tinggi ,
umumnya dengan brix sd sekitar 80 penggunaan bahan pemanis yang dipilih tidak boleh menimbulkan terjadinya pengkristalan dalam
botol kecap selama penyimpanan,
Untuk mencegah terjadinya kristalisasi dalam botol kecap maka
pemanis yang akan di gunakan harus
diturunkan atau diambil kadar gulanya
(sucrose), tanpa berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemanisannya, (tanpa
menggunakan bahan bahan tambahan pangan lainnya atau bahan kimia apapun juga)
Gula kelapa cetak apabila di cairkan dan
digunakan langsung berpotensi menimbulkan endapan kristal dalam botol selama penyimpanan, dan
hal ini tidak boleh terjadi.
Mengurangi Kristal
gula .
Agar didapatkan pemanis yang sesuai rasa kemanisannya
tanpa menimbulkan resiko pengkristalan di dalam botol haruslah di ambil
sebagian gula yang terdapat dalam gula kelapa tersebut, hal ini akan
mengakibatkan ada tambahan biaya proses.
PROSES PENGURANGAN SUKROSE
Dari ilustrasi diatas
di jelaskan sbb:
- Gula kelapa batok tradisional
di remelting sd kepekatan brix 40 kemudian dilakukan filtering , meremove kotoran
terikut pada proses pembuatan gula tradisional.
- Dilakukan pengkristalan
dalam vacuum cooking pan seperti layaknya proses pembuatan gula Kristal.
- Dilakukan pemisahan gula
dengan nectar A dengan mesin sentrifugal separator,
-
- Dihasilkan produk gula
Kristal dan syrup A / Nectar A.
- Nectar A di reheating
kembali sd brix 80 dan di campur dengan bumbu bumbu untuk produk baik kecap manis
maupun kecap asin/aminos
Gula kelapa yang sudah dikurangi kandungan
gulanya atau lazim di sebut SIRUP A sangat sesuai untuk bahan kecap manis
ataupun asin yang bersahabat dengan DIABETASI.
KECAP DIABETASI
MAU MENCOBA
call/wa
ANUGERAH - 081335584200
ALLAGA- 085730014776
Tidak ada komentar:
Posting Komentar